MANAJEMEN KELAS
A. Pengertian manajemen kelas
Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu manus yang berarti tangan, dan agere yang berarti melakukan.Dua kata tersebut digabung menjadi managere, yang berarti menangani, melakukan dengan tangan.managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, dalam bentuk kata kerja to manage, kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.
Kelas adalah ruang tempat belajar di sekolah Ketika membahas kelas, maka seseorang lazim akan mempersepsikan bahwa kelas merupakan sebuah ruang berdinding, di dalamnya ada meja, kursi, papan tulis, dan perabot lainnya yang digunakan guru dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan mengajar. Manajemen kelas juga dapat diartikan sebagai perangkat perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik perilaku siswa yang wajar, pantas, dan layak serta usaha dalam meminimalkan gangguan.Manajemen Kelas merupakan usaha guru untuk menata dan mengatur tata-laksana kelas diawali dari perencanaan kurikulum, penataan prosedur dan sumber belajar, pengaturan lingkungan kelas, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul di kelas.Manajemen kelas merupakan kegiatan-kegiatan yang diupayakan oleh seorang guru untuk menciptakan situasi kelas yang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang maksimal.
Pengertian manajemen kelas dari berbagai sumber :
1. Menurut Nawawi (1982:115), manajemen kelas adalah kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah, sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
2 .Menurut Arikunto (1992:67), manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung-jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapainya kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
3. Menurut Djamarah (2000:173), manajemen kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada se-optimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.
4. Menurut Suhardan dkk (2009:106), manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis.
5. Menurut Sulistiyirini (2006:66), manajemen kelas adalah proses atau upaya yang dilakukan oleh seseorang guru secara sistematis untuk menciptakan dan mewujudkan kondisi kelas yang dinamis dan kondusif dalam rangka menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Manajemen kelas adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan kegiatan pembelajaran guru dengan segenap penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Manajemen adalah rangkaian kegiatan atau tindakan yang dimaksud untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya pembelajaran. Manajemen kelas merupakan persyaratan penting yang menentukan terciptanya pembelajaran yang efektif.
Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian dari manajemen kelas, sebab manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan baik. Keefektifan manajemen kelas sangat tergantung kepada bagaimana guru memahami berbagai aspek pelaksanaannya.
Inovasi dalam bidang pendidikan terus digalakkan guna menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam bidang pendidikan. Inovasi dalam bidang pendidikan tersebut seperti kurikulum, metode mengajar, media pembelajaran, administrasi pendidikan, dan strategi pembelajaran. Implikasi dari inovasi dalam bidang pendidikan adalah bahwa ukuran keberhasilan proses belajar mengajar guru di kelas mengalami perubahan, tuntutan ketertiban kelas juga menjadi berubah.
Guru mengajar tanpa menyiapkan satuan pelajaran, tanpa media, tanpa variasi metode, keadaan kelas yang tenang tanpa aktivitas para siswa mengerjakan tugas atau melakukan kegiatan belajar demi tercapainya tujuan belajar, bukanlah kelas yang baik, dan itu perlu dihindari. Adanya perubahan tuntutan kondisi / ketertiban kelas agar proses belajar lebih berkualitas, maka guru perlu mengetahui manajemen kelas dalam proses pembelajaran. Setiap proses pembelajaran dengan metode, media, pendekatan tertentu menuntut suasana kelas tertentu pula.
Pembelajaran yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pembaharuan kurikulum, fasilitas yang tersedia, kepribadian guru yang simpatik, pembelajaran yang penuh kesan, wawasan pengetahuan guru yang luas tentang semua bidang, melainkan juga guru harus menguasai kiat manajemen kelas. Setiap kegiatan belajar mengajar mengisyaratkan tercapainya tujuan, baik tujuan instruksional maupun tujuan pengiring. Namun tidak dapat dipungkiri keadaan di kelas sering kali tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan
Upaya guru menciptakan dan mempertahankan kondisi yang diharapkan akan efektif apabila:
1. diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar;
2. diketahuinya masalah-masalah yang diperkirakan dan yang mungkin tumbuh yang dapat merusak iklim belajar mengajar; dan
3. dikuasai berbagai pendekatan dalam manajemen kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana satu pendekatan digunakan
Pengajaran adalah serangkaian kegiatan yang bermaksud memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan pendidikan secara langsung. Manajemen kelas merupakan segenap upaya guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Manajemen kelas menentukan keberhasilan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa.
Sehingga nampak jelas bahwa peran guru dalam manajemen kelas sangat menentukan keefektifan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa. Manajemen kelas berasal dari dua kata yaitu manajemen dan kelas. Apakah yang dimaksud dengan manajemen? Manajemen berasal dari kata manage yang berarti mengurus, memimpin, mencapai, dan memerintah.
B. Tujuan Manajemen Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umu tujuan pengelolaan kelas dalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Manajemen kelas adalah adalah usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu meliputi penyiapan bahan ajar, penyediaan sarana dan alat peraga atau media pembelajaran, mengatur ruang belajar, dan menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru dalam melaksanakan pengelolaan kelas harus memahami kegiatan dalam manajemen kelas atau aspek-aspek manajemen kelas. Manajemen kelas yang dilakukan guru bukan tanpa ada tujuan. Karena ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang kelelahan fisik maupun pikiran dirasakan. Guru sadar tanpa mengelola kelas dengan baik, akan berdampak pada terhambatnya kegiatan belajar mengajarnya.
C. Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas
Dalam manajemen kelas terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan sebagai prasyaratan menciptakan satu model pembelajaran yang efektif dan efisien yaitu:
1. Prinsip Kesiapan “Readiness”
Kesiapan belajar ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, psikis, inteligensi, latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.
2. Prinsip Motivasi “Motivation”
Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya motivasi pada peserta didik maka akan bersungguh-sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar, berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut serta terus bekerja sampai tugas-tugas tersebuty terselesaikan.
3. Prinsip Perhatian
Perhatian merupakan suatu strategi kognitif yang mencakup empat keterampilan yaitu berorientasi pada suatu masalah, meninjau sepintas isi masalah, memusatkan diri pada aspek-aspek yang relevan dan mengabaikan stimuli yang tidak relevan. Dalam proses pembelajaran perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya.
4. Prinsip Persepsi
Prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persepsi adalah:
* Makin baik persepsi mengenai sesuatu makin mudah peserta didik belajar mengingat sesuatu tersebut.
* Dalam pembelajaran perlu dihindari persepsi yang salah karena hal ini akan memberikan pengertian yang salah pula pada peserta didik tentang apa yang dipelajari.
* Dalam pembelajaran perlu diupayakan berbagai sumber belajar yang dapat mendekati benda sesungguhnya sehingga peserta didik memperoleh persepsi yang lebih akurat.
5. Prinsip Retensi
Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapat diingat kembali setelah seseorang mempelajari sesuatu. Dengan retensi membuat apa yang dipelajari dapat bertahan atau tertinggal lebih lama dalam struktur kognitif dan dapat diingat kembali jika diperlukan. Karena itu retensi sangat menentukan hasil yang diperoleh peserta didik dalam proses pembelajaran.
6. Prinsip Transfer
Transfer merupakan suatu proses dimana sesuatu yang pernah dipelajari dapat memengaruhi proses dalam mempelajari sesuatu yang baru. Dengan demikian transfer berarti pengaitan pengetahuan yang sudah dipelajari dengan pengetahuan yang baru dipelajari. Pengetahuan atau keterampilan yang diajarkan disekolah selalu diasumsikan atau diharapkan dapat dipakai untuk memecahkan masalah yang dialami dalam kehidupan atau dalam pekerjaan yang akan dihadapi kelak.
D. Masalah -Masalah Dalam Manajemen Kelas
Seorang guru dalam kegiatan sehari-hari, akan menghadapi kasus-kasus dalam kelasnya. Kasus-kasus yang dijumpai guru dalam manajemen kelas antara lain seperti:
1. Tingkat penguasaan materi oleh siswa di dalam kelas. Misalnya, materi pelajaran yang diberikan kepada siswa terlalu tinggi atau sulit, sehingga tidak bisa diikuti oleh siswa, maka di sini diperlukan penyesuaian agar siswa dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Apabila tidak diadakan penyesuaian, siswa-siswa tidak akan serius dan selalu menimbulkan kegaduhan.
2. Fasilitas yang diperlukan. Misalnya alat, media, bahan, tempat, biaya, dan lain-lain, akan memungkinkan siswa belajar dengan
3. Kondisi siswa. Misalnya, siswa yang kelihatan sudah lesu dan tidak bergairah dalam menerima pelajaran, hal ini dapat mempengaruhi situasi
4. Teknik mengajar guru. Misalnya, dalam memberikan pengajaran kurang menggairahkan suasana kelas dan menjemukan.
E. Aspek Manajemen Kelas
1. Mengecek kehadiran siswa.
2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa, dan menilai hasil pekerjaan tersebut.
3. Pendistribusian bahan dan alat.
4. Mengumpulkan informasi siswa, mencatat data pemeliharaan arsip.
5. Menyampaikan materi pelajaran.
6. Memberikan tugas.
Kesimpulan :
Manajemen kelas adalah keterampilan guru sebagai leader sekaligus manajer dalam menciptakan ikim kelas yang kondusif untuk meraih keberhasilan kegiatan belajar-mengajar.Fungsi dari manajemen kelas adalah memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas serta Memelihara agar tugas itu dapat berjalan lancar. Sedangkan tujuan manajemen kelas adalah untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif, baik, dan berjalan dengan lancar, tanpa hambatan apapun.
Referensi :
Alfian Erwinsyah. MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS BPROSES PEMBELAJARAN. TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. Volume 5, Nomor 2: Agustus 2017
Komentar
Posting Komentar